Sunday, October 2, 2011

Sifat Bahasa, Arbitrer

Setiap unit linguistik dalam satu bahasa tertentu bertugas merepresentasikan makna yang dipasangkan kepadanya oleh komunitas bahasa tersebut, makna mana dimengerti oleh segenap individu anggota komunitas bahasa itu. Fakta-fakta bahasa universal seperti inilah yang menjelaskan mengapa bahasa bersifat arbitrer. Sifat arbitrer (arbitrary)bahasa berlaku sebagai azas bagi pemberian makna (meaning) terhadap unit bahasa (linguistik unit). Azas tersebut menyatakan: tidak ada hubungan langsung antara unit linguistik dengan makna yang dipasangkan kepadanya; penentuan pasangan-bentuk-dan-makna dilakukan secara suka-suka dan semata-mata atas keinginan penutur bahasa itu. Tidak ada hubungan antara bentuk bahasa atau unit linguistik [roti] dengan konsep atau ide tentang sejenis senyawa fisika-kimia tertentu yang telah melalui proses pengolahan sedemikian rupa dan dapat dikonsumsi manusia untuk memperoleh energi yang diperlukan oleh tubuh dan seterusnya dan seterusnya. Ia (roti) bermakna demikian (atau lebih tepatnya berpasangan dengan makna demikian) semata-mata hanya karena penutur bahasa dalam hal ini bahasa Indonesia secara arbitrer membuatnya bermakna demikian. Komunitas lain, yang bahasanya bukan bahasa Indonesia, juga secara arbitrer dapat menentukan unit linguistik lain dan bukan [roti] sebagai lambang yang mewakili makna tersebut. 
Sumber Arifin, MB.2009. Bahasa, Anugerah Yang Terlupakan.

No comments:

Post a Comment